Palmyra Atoll, Pulau Berhantu yang Penuh Kejadian Mistis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Palmyra Atoll disebut sebagai pulau berhantu yang penuh dengan kejadian mistis . Palmyra merupakan pulau kecil tak berpenghuni yang jarang dikunjungi dan selama bertahun-tahun, telah mengalami sejumlah kejadian yang mengganggu yang membuat banyak orang percaya bahwa pulau itu sebenarnya terkutuk.
Palmyra merupakan pulau yang tersebar berbentuk cincin yang terdiri dari karang, yang sebagian besar ditumbuhi vegetasi hutan hujan yang lebat. Terumbu karang berlimpah dengan kehidupan laut yang berwarna-warni dan hutan yang rimbun. Namun udara aneh menyelimuti Palmyra.
Selama bertahun-tahun, sejumlah insiden yang tidak mengenakan telah terjadi di pantai pulau, meninggalkan suasana yang menakutkan dan menyeramkan. Penampakan Palmyra pertama yang tercatat adalah pada 1798. Pelaut Amerika Edmund Fanning sedang dalam perjalanan ke Asia di atas kapal Betsy, di mana dia menjadi kaptennya.
Suatu malam, Fanning akan tidur dan memerintahkan krunya untuk menemukan tempat di mana kapal bisa berlabuh agar dia bisa beristirahat. Keesokan paginya, setelah mengemudi sedikit keluar jalur, Betsy berlayar ke pantai Palmyra. Pada 1802, kapal Kapten Swale, Palmyra, hancur lantaran tidak melihat karang berbatu.
Kapal Swale hanyalah yang pertama dari beberapa yang mengalami nasib malang di pantai Palmyra. Pada 1870, awak Angel terdampar di tepi laguna. Mereka yang selamat dari kecelakaan berhasil mencapai pantai, meskipun tubuh mereka yang dibunuh secara brutal ditemukan berserakan di pulau itu beberapa bulan kemudian, ketika kapal lain yang lewat berlabuh sebentar.
Pada 1816, sebuah kapal bajak laut Spanyol bernama Esperanza, dilaporkan memuat harta karun Inca yang dijarah dari Peru terdampar. Mereka menghabiskan 1 tahun dengan susah payah untuk bertahan hidup di pulau itu, sebelum memutuskan untuk mengubur harta mereka dan mencoba melarikan diri. Dari dua rakit darurat yang mereka buat, satu dijemput oleh kapal penangkap ikan paus yang lewat.
Dilansir dari The Culture Trip, Sabtu (26/3/2022) namun, satu rakit dikabarkan meninggal tak lama setelah penyelamatannya, karena mengidap pneumonia yang parah. Sedangkan rakit kedua tidak pernah terlihat lagi. Selama abad ke-19, serangkaian pertempuran hukum yang agak sengit terjadi atas kepemilikan pulau itu. Atol melewati beberapa tangan sebelum Amerika Serikat diberikan kepemilikan.
Palmyra merupakan pulau yang tersebar berbentuk cincin yang terdiri dari karang, yang sebagian besar ditumbuhi vegetasi hutan hujan yang lebat. Terumbu karang berlimpah dengan kehidupan laut yang berwarna-warni dan hutan yang rimbun. Namun udara aneh menyelimuti Palmyra.
Selama bertahun-tahun, sejumlah insiden yang tidak mengenakan telah terjadi di pantai pulau, meninggalkan suasana yang menakutkan dan menyeramkan. Penampakan Palmyra pertama yang tercatat adalah pada 1798. Pelaut Amerika Edmund Fanning sedang dalam perjalanan ke Asia di atas kapal Betsy, di mana dia menjadi kaptennya.
Suatu malam, Fanning akan tidur dan memerintahkan krunya untuk menemukan tempat di mana kapal bisa berlabuh agar dia bisa beristirahat. Keesokan paginya, setelah mengemudi sedikit keluar jalur, Betsy berlayar ke pantai Palmyra. Pada 1802, kapal Kapten Swale, Palmyra, hancur lantaran tidak melihat karang berbatu.
Kapal Swale hanyalah yang pertama dari beberapa yang mengalami nasib malang di pantai Palmyra. Pada 1870, awak Angel terdampar di tepi laguna. Mereka yang selamat dari kecelakaan berhasil mencapai pantai, meskipun tubuh mereka yang dibunuh secara brutal ditemukan berserakan di pulau itu beberapa bulan kemudian, ketika kapal lain yang lewat berlabuh sebentar.
Pada 1816, sebuah kapal bajak laut Spanyol bernama Esperanza, dilaporkan memuat harta karun Inca yang dijarah dari Peru terdampar. Mereka menghabiskan 1 tahun dengan susah payah untuk bertahan hidup di pulau itu, sebelum memutuskan untuk mengubur harta mereka dan mencoba melarikan diri. Dari dua rakit darurat yang mereka buat, satu dijemput oleh kapal penangkap ikan paus yang lewat.
Dilansir dari The Culture Trip, Sabtu (26/3/2022) namun, satu rakit dikabarkan meninggal tak lama setelah penyelamatannya, karena mengidap pneumonia yang parah. Sedangkan rakit kedua tidak pernah terlihat lagi. Selama abad ke-19, serangkaian pertempuran hukum yang agak sengit terjadi atas kepemilikan pulau itu. Atol melewati beberapa tangan sebelum Amerika Serikat diberikan kepemilikan.